Kamis, 26 Mei 2011

ASTIGMAT

Astigmatism

Astigmatism adalah keadaan dimana sinar – sinar tidak sama dibiaskan  di setiap meridian. Mata astigmatism dianggap memiliki dua meridian utama yang umumnya saling tegak lurus. Kata astigmatism berasal dari bahasa Yunani yang secara harfiah berarti “tanpa titik”.

Jenis - jenis Astigmatism

Ada banyak jenis astigmatism, berdasarkan pada kondisi optika yang ada:
  1. Astigmatism hypermetropia simplek: salah satu meridian utama emetropia, yang lain hypermetropia. (Gambar.1)
  2. Astigmatism myoia simplek: salah satu meridian utama emetropia, yang lain myopia. (Gambar.2)
  3. Astigmatism hypermetropia kompositus: kedua meridian utama hypermetropia dengan derajat berbeda. (Gambar.3)
  4. Astigmatism myopia kompositus: kedua meridian utama myoia dengan derajat berbeda. (Gambar.4)
  5. Astigmatism mixtus: salah satu meridian hypermetropia yang lain myopia. (Gambar.5)

Bentuk – bentuk Astigmatism

  1. Regular: meridian –meridian utama saling tegak lurus. Keadaan ini dapat dikoreksi dengan cylinder.
  2. Irregular: meridian –meridian utama tidak saling tegak lurus, biasanya karena ketidakteraturan kelengkungan kornea.
  3. Oblik/ miring: meridian utama lebih dari 20° dari meridian horizontal atau vertikal.
  4. Simetris: meridian utama tiap – tiap mata mempunyai deviasi yang simetris dari garis meridian. Bila axis meridian masing – masing mata dikoreksi oleh cylinder yang sama tandanya ditambahkan berjumlah 180°, astigmatism ini simetris variasi yang maksimum ditoleransi 15°.
Contoh astigmatism simetris:
O.D. ; - C x 60°
O.S. ; - C x 120°
                                                                        Gambar.6





O.D. ; - C x 90°
O.S. ; - C x 90°
                                                             
5.      Asimetris: tidak ada hubungan yang simetris dari meridian utama terhadap garis meridian. Kepala miring menyudut karena astigmatism asimetris atau oblik. Ini adalah salah satu jenis kekurangan mata, dimana lebih membuat jelas dengan terapi yang tepat. Astigmatism asimetris jauh lebih jarang daripada simetris.
Contoh astigmatism asimetris
O.D. ; - C x 120°                                                         O.D. ; - C x 130°
O.S. ; - C x 180°                                                         O.S. ; - C x 20°
6.      Astigmatism with the rule: kelengkungan meridian vertikal mata terkuat. Keadaan ini dikoreksi dengan – C x 180° atau + C x 90°.
7.      Astigmatism against the rule: kelengkungan terkuat pada meridian horizontal. Keadaan ini dikoreksi dengan – C x 90° atau + C x 180° ini lebih jarang daripada with the rule.

Gejala – gejala Astigmatism

    Umumnya pasien mengaku menderita astigmatism dengan gejala – gejala tertentu. Astigmatism tinggi menyebabkan gejala – gejala sebagai berikut:
  1. Semakin tinggi kelainan astigmatism, lebih mungkin ketidakjelasan penglihatan hanya merupakan keluhannya. Gejala sakit kepala dan astenopia sangat sedikit atau tidak ada, tapi dapat terjadi setelah resep lensa yang kurang lebih  atau mendekati koreksi astigmatism tingginya.
  2. Memiringkan kepala pada astigmatism oblik yang tinggi.
  3. Memutar – mutar kepala agar melihat jelas
  4. Menyipitkan mata seperti myopia, hal ini dilakukan untuk medapatkan efek  pinhole atau stenopic. Tidak seperti myopia astigmatism juga menyipitkan pada saat bekerja dekat seperti membaca.
  5. Pasien memegang bacaan mendekati mata, seperti pada myopia. Ini dilakukan untuk memperbesar meskipun bayangan di retina buram.

Astigmatism rendah ditandai dengan gejala – gejala:
  1. Meskipun visus dapat dikatakan baik namun pasien sering mengeluh mata lelah, teritama pada saat pasien melakukan kerja yang teliti pada jarak fiksasi.
  2. Ada pengaburan sementara pada penglihatan dekat, dikurangi dengan menutup mata atau mengucek – ngucek mata seperti pada hypermetropia, gejala ini mungkin terjadi pada kelainan – kelainan yang lebih rendah daripada hypermetropia, contoh: kelainan astigmat 0.5 D untuk hal atau gejala yang sama. Astigmat tidak selalu menyadari ketidakjelasan inim karena perubhan bertahap dari satu focus ke yang lain. Ia mendapat gambaran yang majemuk yang membutuhkan tiap – tiap komponen jelas,. Bagaimana pun ialah keletihan ini membutuhkan usaha yang terus – menerus untuk berakomodasi dan bila akomodasi letih, penglihatan buram sampai pada pasien memejamkan matanya. Orang – orang dengan kelainan astigmatism rendah biasanya tidak ada gejala jika mereka tidak bekerja dengan keletihan tinggi.
  3. Sakit kepala bagian frontal.
 Anisometropia
            Anisometropia adalah keadaan dimana ada perbedaan kelainan refraksi dua mata. Perbedaan kelainan ini paling sedikit 1 D. Jika terdapat perbedaan 2.5 – 3 D maka akan dirasakan terjadinya perbedaan besar bayangan sebesar 5 % yang mengakibatkan fusi terganggu. Pada keadaan ini maka penglihatan binokuler menjadi lemah. Anisometropia umumnya kongenital. Selagi anak – anak beranjak dewasa, dua mata berkembang tidak sama pada penambahan dan pengurangan kelainan refraksi. Bisa juga didapat mengikuti traumatika katarak atau kerusakan kornea, melalui penyakit atau luka yang menghasilkan astigmatism kornea.
            Keadaan berikut yang diketahui pada anisometropia:
  1. Perbedaan tajam penglihatan tiap mata.
  2. Aniseikonia atau perbedaan ukuran bayangan tiap mata.
  3. Anisophoria atau perbedaan derajat heterophoria di berbagai arah pandangan.
            Gejala umum anisometropia:
  • Penglihatan buram
  • Sakit kepala
  • Diplopia
  • Astenopia
  • Fotofobia
  • Juling
  • Jarak baca lebih dekat
Karena anisometropia adalah faktor yang mempengaruhi ke arah amblyopia dan supresi, maka strabismus bisa berkembang pada pasien muda. Keadaan tersebut mungkin ada tanpa lensa koreksi atau agak berkurang dengan koreksi refraktif yang tepat atau dipersulit oileh fiksasi mata.
            Penanggulangan anisometropia pada anak – anak lebih akan memberikan hasil. Koreksi maksimal anisometropia dan fusi training dapat mencegah strabismus, di lain pihak strabismus dapat berkembang mengikuti koreksi maksimal anisometropia dikarenakan penghambatan fusi seperti aisophoria dan aniseikonia
            Pada orang dewasa, koreksi maksimal tidak terlalu memberikan hasil yang menggembirakan. Jika pasien hanya memakai satu mata untuk jauh dan satunya untuk dekat, koreksi yang lebih disukai seperti kebiasaan sebaiknya diberikan. Untuk mata yang lebih buruk sebaiknya diberikan lensa under koreksi.

3 komentar: